Selasa, 27 April 2010

NIKAH BEDA AGAMA


Anissa



Hukum ada untuk manusia, bukannya manusia ada untuk hukum. Jadi hukumlah yang harus menyesuaikan diri dengan manusia, yg tentunya selalu berubah dari zaman ke zaman. Perihal keharmonisan pernikahan itu, tergantung pada individu-individu yg menjalankan suatu pernikahan, lagipula ""cinta itu bukan traktat"". Dan kesamaan iman tidak menjamin suatu pernikahan berjalan sebagaimana mestinya, banyak juga yang kawin-cerai. Malah faktanya, individu yg melakukan pernikahan beda agama -mayoritasnya- ""langgeng sampai tua"".






Jika dipikir secara rasional, sebenarnya tidak ada relevansinya antara perbedaan iman dengan keharmonisan hubungan keluarga/suami-isteri. Dasarnya, iman adalah urusan pribadi dan merupakan tanggung jawab individual. Tiap agama lazimnya, memiliki tujuan yang mulia yang tentunya -harus- kompatibel dengan kemanusiaan. Jadi, alangkah tidak manusiawinya jika pernikahan berbeda agama ditabukan/diharamkan dengan alasan apapun, terlebih alasan “agamanya beda ataupun dilarang agama”. Konsep agama yang sejati justru seharusnya bersifat mempersatukan manusia yang berbeda-beda dalam keharmonisan, bukan malah memberi batasan.






Memang pada faktanya, beberapa agama mengharamkan pernikahan beda agama, walaupun ada juga yang memperbolehkannya dengan syarat tertentu. Gereja Katolik misalnya, cenderung sulit menikahkan jemaatnya dengan seseorang yang berada di luar Gereja Katolik (mis. protestan). Sedangkan dalam Islam, ada dalil yang mengatakan pria Muslim boleh menikah dengan wanita non-Muslim (tapi kenapa wanita sebaliknya), namun haram bagi wanita Muslim untuk menikah dengan pria non-Muslim. Itulah yg menghambat kepopuleran pernikahan berbeda agama setelah UU No. 1 Th. 1974 (pasal 2).






Sebab lainnya adalah ""tekanan keluarga"", di mana seringkali orang tua tidak memberi restu, jika anaknya menjalin hubungan dengan orang yang tidak se-agama. Buat gw, ini alasan yang konyol, picik dan tidak perlu diperhitungkan. Sama halnya jika, memilih jodoh yang sehobi atau sekampung. Sikap pragmatis seperti ini juga ada pada mereka yang cenderung memilih pasangan se-suku atau se-ras.






Banyak orang yg menyatakan bahwa ""agama itu tuntunan hidup"", dari hal ini gw bisa melihat bahwa ""semua orang yg beragama adalah orang yg memiliki tuntunan hidup"". Kita tidak usah bicara mengenai ""agama mana yg paling benar"", karena setiap agama mempunyai dogma-dogma eksklusif tersendiri. Tapi kenapa agama harus menjadi penghalang? Aneh bukan? Perlu diingat bahwa keberadaan agama didunia bukan sebagai pemisah. Mengutip perkataan teman gw ""Agama ada untuk manusia, bukan sebaliknya"".






“Perbedaan Label” seharusnya tidak menjadi penghalang untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis dan kemudian menikah. Justru sebaliknya, perbedaan agama dapat dipandang positif sebagai sebuah wadah untuk mengenal agama lain dan mencari kesamaannya. Jika mau jujur dan rendah hati, sebenarnya banyak hikmah yang bisa diperoleh dari bersikap inklusif dengan mencoba mengenal agama lain dengan baik, yang dalam hal ini wadahnya adalah pernikahan.














anyway, gw hanya manusia yang menginginkan hidup tanpa "omong kosong romantisme" yg tercipta dari sekat-sekat nilai baku, yg mengatasnamakan tuhan….yg ujung ujungnya malah memisah misah manusia. (Cieeeee)






May 15, 2009 at 6:58pm


Ervyn Ada yang salah dengan Tuhan kah?






Atau hukumNya yg salah?






Ataukah Manusianya yg saat ini bermasalah?






3 opini dan yg terakhir yg saya pilih... wkwkwkwk


June 23, 2009 at 9:54am


Liliana ^


Ervyn OOT =="






@ Anisa






berarti masalahnya ada di peraturan negara yg melarang pernikahan beda agama bukan?


sedangkan larangan dari pihak keluarga itu kan tergantung dari masing2 individu, sedangkan aturan negara bersifat mutlak.


kalaupun ada pasangan berbeda agama yg ingin menikah, mereka bisa menikah di luar negara indonesia


dan masalah ada agama yg melarang jemaatnya untuk menikah dengan umat agama yg berbeda, itu masalah lain,


"peduli amat lo mau ngelarang, yg penting gw masih menikah dengan sesama manusia"






bukankah katanya tuhan menciptakan manusia untuk berpasang2an??


kenapa harus dibikin sulit dengan perbedaan agama? ckckc


June 27, 2009 at 4:50am


Andal Sejujurnya kalian bisa ngomong kayak gitu dasarnya hanya hak manusia sajakan??






Kalian pada ndak nyebutin kewajiban yang udah pernah kalian lakuin selama di dunia.. Hukum ada untuk dipatuhi






Masalah perubahan pada hukum adalah hukum dari manusia...


Hukum dari Tuhan atau dari ALLAH SWT itu tak akan pernah berubah


Karena semua udah diatur sebelum manusia mengenal yang namanya Hukum Bahkan Sebelum Manusia BISA PAKE YANG NAMANYA AKAL






Jadi Sungguh Kebodohan Terbesar dan Suatu Bentuk PELECEHAN BAGI SIAPAPUN entah LAKI_LAKI atau WANITA BILA IA TIDAK MENDAPATKAN HAKNYA KELAK DI AKHIRAT


July 2, 2009 at 8:21am


Andal Tambahan BUAT YANG NGASI PESAN MENGENAI ATURAN LAKI_LAKI MUSLIM DIBOLEHKAN UNTUK MENIKAH DENGAN WANITA NON_MUSLIM ITU UDAH NDAK LAKU LAGI BOS






KAMU sendiri yang bilang hukum boleh dirubah..


tapi kamu ndak baca dari AL-QURAn yang Menyatakan Bahwa LAKI_LAKI MUSLIM HANYA BOLEH MENIKAH DENGAN WANITA NON MUSLIM YANG MEMILIKI SYARAT ADALAH AHLI KITAB






sedangkan saat ini ahli kitab itu udah pada punah sehingga aturan itu ngak laku lagi TAHU!!!!






July 2, 2009 at 8:22am


Topan @andal prabakti utama


di post sebelumnya mas andal bilang kayak gini nih:


"Hukum dari Tuhan atau dari ALLAH SWT itu tak akan pernah berubah"






kemudian di post selanjutnya mas andal bilang seperti ini:


"sedangkan saat ini ahli kitab itu udah pada punah sehingga aturan itu ngak laku lagi TAHU!!!!"






bagaimana mungkin ada aturan Tuhan yang sifatnya "GAK LAKU LAGI"???ckckkckck.....


keliatan gak konsisten postingan mas...persis bgt sama tampang mas ~.~"






perkawinan adlh bagian dari agama.


Agama melembagakan kisah cinta manusia, makanya sejak zaman monyet bisa salto manusia selalu kawin dengan disaksikan yang namanya Tuhan, dewa, roh2 nenek moyang atau apalah itu namanya yang bersifat sakral/religius.


emang ada cinta yang kemudian menjadi agama?? Tuhannya siapa??


terkadang orang suka memainkan agama atas nama cinta, padahal aturan agama udah jelas dan gak bisa di amandemen...wkwkwkwk






kalau dilihat dari undang2:


nikah beda agama di Indonesia gak bisa karena hukum di negara kita gak mengijinkan, kecuali kita nikahnya di luar negeri.














July 3, 2009 at 12:33pm


Andal Semua yang mas katakan saya sangat setuju


tetapi ada sedikit kesalahan yang mungkin dari penyampaian maksud saya atau yang anda tangkap






Dalam Islam saat ini Ahli kitab adalah seseorang yang mengakui keberadaan injil sebelum adanya revisi dari orang-orang lain


Injil adalah salah satu kitab yang saya akui datangnya dari Tuhan tapi beda dengan injil saat ini telah banyak mengalami perubahan yg dilakukan oleh orang2 yang berkepentingan


jelasnya injil atau kitab ini sudah tidak dapat dijadikan acuan bahwa yang menganutnya adalah ahli kitab karena ahli kitab sesungguhnya orang yang meyakini dan menerapkan injil yang turun pertama kali sebelum ada yang ngerubah


TETAPI


BILA ADA PERNYATAAN SAYA YANG MEMANG SALAH SAYA MOHON MAAF


KARENA PEBNGETAHUAN SAYA TERBATAS DAN HANYA DAPAT MENYAMPAIKAN APA SAJA YANG TELAH SAYA KAJI SEBAGAI SUATU KEBENARAN


TERIMA KASIH ATAS TANGGAPANNYA YA


SYUKUR MASIH ADA YANG MAU NANGGEPIN PIKIRAN ANAK SMA


HEHEHE


July 13, 2009 at 9:06am


Topan Oh itu toh defenisi ahli kitab, thanks infonya gan ^^b


gue sih sbnrnya gak peduli mau ahli kitab kek, ahli sedot wc kek, atau ahli sumur bor...


kalau udah sama2 cinta ya nikah aja..hahahaha peduli amat sama aturan agama dan negara.






piss ah ^^v














July 18, 2009 at 10:29am


M Rawa agama itu ada di dunia untuk mempermudah hidup manusia, mengapa karena agama kita jadi susah? ini berarti pemahaman tentang agamanya yang ribet


July 19, 2009 at 4:58am


Rosa Aduh,,, bakalan panjang urusannya... bulan/tahun pertama, cinta masih berbunga2, keribetan yg muncul serasa sangat menantang... seterusnya?? CAPE HATI






Pikir ulang deh